PELATIHAN DOKTER KECIL

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :


PELATIHAN DOKTER KECIL
(BIDANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT)
SDN 03 BAE KUDUS


A.    Latar Belakang
Usaha kesehatan sekolah (UKS) merupakan bagian dari program kesehatan anak usia sekolah. Anak Usia sekolah adalah anak berusia 6 – 21 tahun, yang sesuai dengan proses tumbuh kembangnya dibagi menjadi 2 sub kelompok yakni pra remaja (6 – 9 tahun) dan remaja (10 – 19 tahun).
Program UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektor dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk perilaku hidup bersih dan sehat peserta didik yang berada di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah.
Dalam program UKS ini peserta didik tidak hanya berperan sebagai obyek penerima layanan kesehatan, tetapi juga sebagai subyek, bersama dengan masyarakat sekolah lainnya yaitu para guru, pegawai lainnya di sekolah, komite sekolah dan orang tua siswa berperan dalam meningkatkan kesehatannya dan mewujudkan lingkungan sekolah yang sehat. Oleh  karena itu mereka perlu dibimbing untuk mengenal masalah kesehatan dan kemampuan dalam mengatasi masalah tersebut.
Upaya strategis dalam melibatkan peran serta aktif masyarakat sekolah adalah melalui pendekatan “kelompok teman sebaya” (peer group) yang mempersiapakan peserta didik menjadi penggerak hidup bersih dan sehat, baik di lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat di sekitarnya.
Peserta didik yang ditentukan menjadi penggerak hidup bersih dan sehat hendaknya memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang cukup agar dapat berperan sesuai diharapkan. Untuk mencapai hasil yang optimal perlu dilakuan pelatihan bagi siswa Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah menjadi kader kesehatan di sekolah yang di kenal dengan Pelatihan “Dokter Kecil”.
Berdasarkan kegiatan observasi yang telah kami lakukan kami memperoleh data bahwa di Sekolah Dasar tersebut sudah memiliki sebuah unit Usaha Kesehatan Sekolah dan ada sejumlah dokter kecil.
Dari latar belakang diatas, kami ingin melaksanakan sebuah program pemberdayaan masyarakat sekolah yang diwujudkan dalam sebuah kegiatan “Pelatihan Dokter Kecil (Bidang Kesehatan Gigi dan Mulut) yang sekiranya diharapkan dapat menghidupkan kembali semangat program “Dokter Kecil” yang sebelumnya sudah pernah terlaksana di SD Negeri 03 Bae Kudus.

B.     Tujuan Kegiatan
1.      Tujuan Umum
Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan gigi yang optimal dan mengetahui pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.
2.      Tujuan Khusus
a.    Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, perilaku peserta didik dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut.
b.    Meningkatkan peran serta  dokter kecil dalam upaya promotif dan preventif

C.    Nama Kegiatan
Kegiatan yang akan kami selenggarakan kami yaitu “PELATIHAN DOKTER KECIL (Bidang Kesehatan Gigi dan Mulut) SD N  03 Bae Kudus

D.    Waktu dan Tempat Kegiatan
Hari                 : Senin dan Selasa
Tanggal           : 13 dan 14 Agustus 2018
Waktu             : 08.00 s.d. selesai
Tempat            :  SD N 03 Bae Kudus

E.     Sasaran Kegiatan
      Seluruh siswa SD N 03 yang berjumlah 119 siswa

F.     Pelaksanaan
1.    Pada Pelatihan Dokter Kecil (Bidang Kesehatn Gigi dan Mulut) SD N  03 Bae ini, akan dilakukan pembekalan materi-materi oleh panitia tentang kesehatan gigi dan mulut.
2.    Metode yang digunakan dalam penyampaian materi diantaranya ceramah, tanya jawab dan praktik.




G.    Susunan Acara
Hari/Tanggal
Waktu
Kegiatan
Pelaksana


Absensi peserta kegiatan “Pelatihan Dokter Kecil”
Seksi Absensi

Pembukaan kegiatan “Pelatihan Dokter Kecil”
Kepala Sekolah SD N 03 Bae

Pengertian gigi berlubang


Penyebab gigi berlubang


Proses terjadinya gigi berlubang


Akibat gigi berlubang


Tanda dan gejala gigi berlubang


Pencegahan gigi berlubang


Pengobatan gigi berlubang


Penutupan kegiatan “Pelatihan Dokter Kecil”


H.    Materi
1.      Pengertian gigi berlubang
Karies gigi / gigi berlubang adalah sebuah penyakit yang menyebabkan gigi keropos dan infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan kematian. Peningkatan prevalensi karies banyak dipengaruhi perubahan dari pola makan. Lubang gigi disebabkan oleh beberapa tipe dari bakteri penghasil asam yang dapat merusak karena reaksi fermentasi karbohidrat termasuk sukrosa, fruktosa, dan glukosa.
2.      Penyebab gigi berlubang
Ada tiga hal utama yang berpengaruh pada karies
a.  Bakteri : Mulut merupakan tempat berkembanganya banyak bakteri, namun hanya sedikit bakteri penyebab karies, yaitu Streptococcus mutans dan Lactobacilli.
b.  Makanan : mengonsumsi makanan mengandung gula dan makanan yang lengket.
c.  Gigi dan air ludah,bentuk gigi yang tidak beraturan dan air ludah yang kental mempermudah terjadinya gigi berlubang.                                    
d. Tidak teratur menggosok gigi. Bisa menyebabkan gigi berlubang karena pada gigi banyak sisa makanan.

3.      Proses terjadinya gigi berlubang
Description: Picture shows process that teeth undergo in developing cavities and tooth decay. First, sugar (soda, gum, and candy) plus bacteria from plaque forms acid. Then the acid plus a healthy tooth forms decay.               
4.      Akibat gigi berlubang
Apabila  gigi berlubang tersebut tidak segera ditangani,lubangnya akan semakin dalam dan bisa mengenai saraf. Apabila sudah sampai saraf,seseorang akan merasakan sakit yang begitu hebat dan susah untuk tidur.Hal ini sangat berbahaya dan harus segera dilakukan perawatan untuk mengembalikan gigi seperti semula.
a.  Pulpitis (peradangan)
b. Penggumpalan darah
c. Nekrosis pulpa.
d. Sulit makan




5.      Tanda dan Gejala gigi berlubang
Seseorang sering tidak menyadari bahwa ia menderita karies sampai penyakit berkembang lama. Tanda awal dari karies adalah sebuah daerah yang tampak berkapur di permukaan gigi yang menandakan adanya demineralisasi. Daerah ini dapat menjadi tampak coklat dan membentuk lubang. Proses tersebut dapat kembali ke asal atau reversibel, namun ketika lubang sudah terbentuk maka struktur yang rusak tidak dapat diregenerasi. Sebuah lesi tampak coklat dan mengkilat dapat menandakan karies. Daerah coklat pucat menandakan adanya karies yang aktif. Dalam kasus yang lebih lanjut, infeksi dapat menyebar dari gigi ke jaringan lainnya sehingga menjadi berbahaya.

6.      Pencegahan gigi berlubang   
Untuk mencegah terjadinya gigi berlubang, anda dapat melakukan hal – hal sebagai berikut :
a.       Menyikat gigi secara rutin
Sikat gigi dengan menggunakan Prinsip 3T :
F TEKUN          : dalam menyikat gigi tidak boleh tergesa-gesa
F TELITI            : semua permukaan harus disikat
F TERATUR      : menyikat gigi sehabis makan dan sebelum tidur
b.      Kumur setelah makan
           Untuk mengurangi resiko makanan yang menempel pada gigi yang bisa menyebabkan terjadinya gigi berlubang.Selain itu berkumur dapat mengurangi keadaan asam dalam gigi.
c.     Pilih pasta gigi yang mengandung fluoride
                Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluorida. Zat ini merupakan salah satu bahan pembentuk jaringan keras gigi. Adanya zat ini dapat mencegah pembusukan dan kerusakan pada gigi
d.    Makan-makanan yang berserat
            Mengkonsumsi sayuran atau buah terbukti dapat membuat gigi lebih kuat dan mencegah terjadinya gigi berlubang.



e.     Kurangi makanan yang mengandung gula
                 Makanan jenis ini sangat mudah membuat gigi menjadi lubang ,bila
     tertinggal di gigi dan adanya bakteri akan menyebabkan asam yang membuat
     gigi berlubang.
f.     Memeriksa gigi secara rutin
                 Kunjungi dokter gigi setiap 6 bulan sekali walaupun Anda tidak
     merasakan sakit gigi. Hal ini diperlukan agar dokter dapat mendeteksi lubang
     kecil yang terjadi pada gigi dan dapat ditangani segera agar lubang tidak
     semakin besar.                
7.      Pengobatan gigi berlubang
Perawatan gigi dan mulut merupakan pekerjaan yang ringan tetapi tidak semua orang gemar melakukannya, apalagi pada anak-anak. Gigi akan sehat jika rajin membersihkan dengan cara menggosok gigi secara teratur minimal 2x dalam sehari semalam, lebih ditekankan menyikat gigi jika setelah makan dan sebelum tidur. Selain manggosok gigi dengan teratur juga terdapat cara merawat gigi, yaitu:
a. Kurangi makanan yang mengandung asam dan manis seperti gula dan cuka.
b. Menutup gigi yang berlubang jika hendak makan.
c. Minum obat jika timbul nyeri
Dilakukan suatu perawatan.Perawatan yang dilakukan bisa penambalan untuk mengembalikan gigi ke bentuk semula.Perawatan saluran akar apabila kerusakan yang terjadi telah mencapai saraf pada gigi. Dan apabila gigi yang lubang sudah mati dilakukan perawatan pencabutan.
Strategi Perawatan gigi dan mulut
1.     Alat untuk menyikat gigi
a. Sikat gigi
b. Pasta gigi
c. Air yang baik untuk menyikat gigi
d. Handuk
2.   Syarat-syarat alat menyikat gigi
a. Kepala Sikat
Kepala sikat harus cukup kecil untuk dapat digunakan di seluruh
bagian mulut.
c.       Tungkai Sikat
Tungkai sikat yang baik adalah mudah digenggam supaya mudah
digerakkan,
sebaiknya tungkai sikat gigi lurus
d.      Permukaan Dataran Kunyah Gigi Bulu Sikat Gigi
                       Bulu sikat gigi yang baik adalah:
 Kekerasannya sedang
 Ujung bulu sikat bentuknya bulat dan halus
  Permukaan bulu sikat rata
e.       Pasta Gigi
Pasta gigi adalah suatu zat yang digunakan secara bersama-sama dengan sikat gigi untuk membersihkan dan memoles permukaan gigi.
                            Syarat pasta gigi yang baik mengandung :
 Bahan abrasif ( pengikis kotoran )
 Bahan cair
 Bahan pemadat
 Bahan pemberi rasa manis dan harum
 Bahan penguat gigi ( flour )
3.         Cara menyikat gigi yang benar
a. Permukaan gigi yang menghadap ke pipi ( gigi belakang ).
b. Permukaan gigi yang menghadap ke bibir ( gigi depan ).
c. Permukaan gigi yang menghadap kelangit-langit.
d. Permukaan gigi yang menghadap kelidah.
e. Permukaan datar kunyah gigi atas.
f. Permukaan dataran kunyah gigi bawah.
g. Posisi sikat gigi yang benar adalah sudut sikat gigi 45º (dari belakang)
       untuk membersihkan plak dari daerah tersembunyi pada pertemuan gusi
      dan gigi.
Air yang baik untuk menyikat gigi
Bahan kumur-kumur yang paling murah dan mudah adalah air biasa yang dingin atau hangat.
4.   Waktu Menyikat gigi
a. Pagi setelah sarapan pagi
b. Malam setelah makan malam atau sebelum tidur
I.       Rencana Anggaran
Biaya kegiatan Pelatihan di biayai dana BOK Puskesmas

J.      Monitoring Kegiatan
Monitoring kegiatan yang akan dilaksanakan untuk program pemberdayaan masyarakat sekolah yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan “Pelatihan  Dokter Kecil (Bidang Kesehatan Gigi dan Mulut) SD N 03 Bae Kudus” adalah dengan memberikan tugas pada peserta dokter kecil untuk membimbing atau memimpin  teman – temannya dalam kegiatan sikat gigi massal yang akan direncanakan sebagai kegiatan rutin di sekolah.

K.    Penutup
Guna mendukung keberhasilan program pemberdayaan masyarakat sekolah yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan yang bertemakan “Pelatihan Dokter Kecil (Bidang Kesehatan Gigi dan Mulut)” diharapkan terbina kerjasama yang baik antara pihak penyelenggara, pihak sekolah serta dari pihak peserta kegiatan dokter kecil sehingga kegiatan tersebut dapat diselenggarakan secara optimal dan mampu mencapai tujuan serta manfaat yang optimal pula.












Artikel Lainnya:

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :